Mooncake Festival
Mooncake Festival

Walupun Indonesia hanya dianugrahi dua musim yaitu musim hujan dan musim panas, namun tidak menjadi alasan bagi Indonesia untuk merayakan festival musim gugur. Negara tropis seperti Indonesia juga merasakan kegembiraan lewat festival mooncake. Festival tersebut bukanlah budaya asli yang lahir dari Indonesia. Melainkan, tradisi dari masyarakat Tionghoa yang juga diperingati di Indonesia. 

Masyarakat Tionghoa melakukan perayaan untuk menyambut datangnya musim gugur. Perayaan tersebut tidak pernah lengkap tanpa kehadiran kudapan wajibnya yaitu monncake atau kue bulan. Kue bulan merupakankudapan tradisional dari masyarakat Tionghoa. Seperti namanya, kue ini berbentuk bulat yang menjadi lambang keutuhan. Namun, saat sekarang ini terdapat beragam kreasi kue bulan yang bisa Kamu temui. 

Sejarah Mooncake

Sejarah mooncake
Sejarah mooncake

Kehadiran mooncake dalam perayaan musim gugur menghadirkan arti sendiri dalam festival. Terdapat makna dan arti tersendiri dari kudapan ini.

Pada mulanya kue bulan tercipta karena permintaan dari masyarakat untuk dijadikan panganan sesajian dalam upacara persembahan dan penghormatan kepada para leluhur di musim gugur. Masyarakat Tionghoa yang berbasis agrikultur menganggap musim gugur sebagai masa yang penting, karena menjadi waktu panen dari tanaman yang dibudidayakannya. 

Seiring berjalannya waktu, mooncake atau kue bulan berevolusi dan tidak hanya menjadi kudapan dalam sesajian pada pertengahan musim gugur. Kue bulan mulai dilirik untuk menjadi panganan dan juga hadiah bagi sanak saudara, yang masih terkait dengan perayaan festival musim gugur. 

Baca Juga : Kue Lapis Terenak di Indonesia

Terdapat beberapa legenda yang menceritakan tentang lahirnya kue bulan.

Salah satu legenda menyebutkan jika kue bulen merupakan panganan yang berasak dari Dinasti Ming. Menurut legenda ini, kue bulan seringkali dikaitkan dengan aksi pemberontakan heroik yang dilakukan oleh Zhu Yuanzhang.

Dimana, Zhu Yuanzhang menjadi pemimpin bagi para petani Han dalam pemberontakan untuk melawan pemerintahan Mongol. Kue bulan dijadikan sebagai media untuk menyebarkan pesan rahasia selama proses pemberontakan. Orang-orang menyampaikan pesan dengan cara memasukkan informasi tersebut kedalam kue bulan.

Namun, legenda ini juga belum dipastikan kebenarannya, karena diyakini jika kue bulan sudah dikenal sejak zaman Dinasti Song. 

Legenda Mooncake

Legenda selanjutnya yang paling terkenal dan banyak diyakini oleh masyarakat adalah cerita Huo Yi dan Chang E yang mengisnpirasi terbentuknya kue bulan.

Cerita ini dimulai sekitar 2000 tahun yang lalu. Dimana pada waktu tersebut dikisahkan jika dunia disinari oleh 10 matahari. Hal ini menyebabkan bumi terasa begitu panas. Kaisar Yao yang memerintah saat itu memerintahkan Huo Yi yang merupakan seorang pemanah hebat untuk memanah matahari.

Huo Yi berhasil memanah 9 matahari, dan Kaisar memperingatkan untuk enghentikan aksinya, karena jika dilanjutkan maka ui akan gelap karena tidak ada matahari. Ini lah yang menjadi penyebab kenapa saat sekarang ini bumi hanya disinari oleh satu matahari. 

Sebagai bentuk penghargaan dan rasa terimakasih Kaisar Yao kepada Huo Yi, Kaisar menghadiahkan kepadanya sebuah pil panjang umur. Setelah beberapa waktu berlalu, Huo Yi menikah dengan seorang gadis cantik yang bernama Chang E.

Suatu hari Chang E menemukan pil yan disimpan oleh Huo Yi. Tanpa mengetahui khasiat pil tersebut, Chang E meminum pil tersebut. Efek yang diterima Chang E karena meminum pil tersebut yaitu membuat dirinya terbang naik ke bulan dan tidak bisa kembali lagi.

Hal ini menyebabkan kesedihan mendalam bagi Huo Yi. Untuk melepaskan kerinduannya Huo Yi seringkali meminum teh dan memakan kudapan kue sembari menatap kearah bulan, dan menunggu Chang E menampakkan diri ketika bulan purnama. 

Kehadiran kue bulan dalam pertengahan perayaan musim gugur yang bertepatan dengan bulan purnama adalah untuk memperingati sosok Chang E yang pergi ke bulan. Hal ini yang menjadi alasan kenapa kue bulan memiliki bentuk bulat yang menyerupai seperti bulan. Pada umumnya gambaran sosok Chang E tergambar pada kemasan kue bulan, yaitu sosok bidadari yang terbang menggunakan selendang mayang. 

Versi lain legendanya mengisahkan jika alasan penempatan kue bulan dalam perayaan pertengahan musim gugur adalah sebagai bentuk penghormatan dari para petani kepada dewi bulan karena telah memberikan panen yang berlimpah. Pada waktu upacara penghormatan, para petani membuat dan mempersembahkan kue yang berbentuk bulat yang menjadi simbol rasa syukur kepada dewi bulan. 

Sejarah Mooncake Festival

Sejarah Mooncake Festival telah mengakar kuat di dalam budaya Tionghoa selama lebih dari 1.000 tahun. Festival ini juga dikenal sebagai “Festival Pertengahan Musim Gugur” atau “Zhongqiujie” dalam bahasa Tionghoa. Pada intinya, festival ini dirayakan untuk memperingati pertengahan musim gugur, ketika bulan purnama terang benderang di langit malam.

Legenda Bulan Purnama

Salah satu legenda yang paling terkenal yang mengelilingi festival ini adalah legenda Houyi dan Pan Gu. Menurut legenda ini, ada sepuluh matahari di langit yang membuat dunia terlalu panas. Houyi, seorang pemanah ulung, dipilih untuk menembak sembilan matahari dan meninggalkan satu untuk menerangi bumi.

Sebagai hadiah atas jasanya, Houyi menerima eliksir keabadian dari Ratu Bulan. Namun, Houyi tidak ingin hidup selamanya tanpa istrinya, Chang’e, sehingga ia menyembunyikan eliksir itu. Sayangnya, eliksir tersebut dicuri oleh muridnya, dan Chang’e meminumnya. Dia kemudian terbang ke bulan, di mana dia menjadi dewi bulan.

Tradisi dan Kue Mooncake

Selama festival ini, orang-orang memanjat bukit-bukit dan menjelajahi alam untuk menikmati keindahan bulan purnama. Tradisi ini dikenal sebagai “Shangyuan Festival.”

Selain itu, salah satu ciri khas Sejarah Mooncake Festival adalah kue mooncake yang lezat. Kue-kue bulat ini berisi berbagai isian, seperti pasta kacang merah, telur kuning, dan kacang lotus. Mooncake juga sering memiliki desain yang rumit di bagian atasnya, mencerminkan seni dan keindahan.

Legenda dan Mitos Seputar Sejarah Mooncake Festival

Selama berabad-abad, banyak legenda dan mitos yang tumbuh di sekitar Sejarah Mooncake Festival. Ini adalah sejumlah cerita yang merayakan bulan purnama dan keberuntungan. Beberapa di antaranya mencakup:

  • Kisah Chang’e: Kisah tentang Chang’e, dewi bulan, yang mengambil tempat di bulan dan memantau dunia bawah.
  • Kisah Jade Rabbit: Cerita tentang kelinci giok yang tinggal di bulan dan membuat obat-obatan untuk dewi bulan.
  • Kisah Wu Gang: Kisah seorang penebang pohon yang dihukum untuk selamanya memotong pohon di bulan.
  • Legenda Merah Putih: Legenda tentang seekor burung merah dan seekor burung putih yang terbang ke matahari dan bulan.

Tradisi dan Perayaan Modern

Sejarah Mooncake Festival masih sangat penting dalam budaya Tionghoa modern. Selain tradisi-tradisi kuno seperti memanjat bukit dan makan mooncake, banyak keluarga juga berkumpul untuk merayakan bersama. Mereka mungkin menyalakan lampion dan menikmati pertunjukan seni tradisional seperti tarian naga.

Untuk membeli kue mooncake , Flower Advisor Juga menyediakan pilihan beragam Kue Bulan yang sangat menarik dan lezat. Bisa lihat disini ya!

Share:

Aditya Wisnu

Pria Suka Menulis, Jago memberikan ide rekomendasi hadiah, namun bukan pria romantis di kehidupan aslinya..

Leave a Reply

× Diskon 10% Untuk Kado Special